BAB
I
PENDAHULUAN
Pemasaran
juga mencakup kepuasan atas kebutuhan dan keinginan konsumen. Tugas dari segala
jenis bisnis adalah penyerahan nilai pelanggan untuk mendapatkan laba. Dalam
ekonomi hiperkompetitif, dengan semakin
banyak pembeli rasional yang berhadapan dengan banyak sekali pilihan, sebuah
perusahaan dapat menang hanya dengan menyetel dengan baik proses penyerahan
nilai serta memilih, menyediakan dan mengomunikasikan nilai superior.
Pandangan
tradisional tentang pemasaran adalah perusahaan membuat sesuatu dan kemudian
menjualnya. Dalam pandangan ini, pemasaran mengambil tempat paruh kedua dalam
proses. Perusahaan menganut pandangan ini memiliki peluang terbaik untuk
berhasil dalam ekonomi yang di tandai dengan kekurangan barang dimna konsumen tidak
rewel tentang mutu, fitur, atau gaya----misalnya, pada barang-barang kebutuhan
pokok dalam pasar yang sedang berkembang.
Akan
tetapi, pandangan tradisional tentang proses bisnis tidak akan berfungsi dalam
ekonomi dimana orang menghadapi terlalu
banyak pilihan. Pesaing yang cerdas harus merancang dan meyerahkan tawaran
untuk pasar sasaran yang ditetapkan dengan baik.dalam perjuangan untuk tumbuh,
rantai eceran menciptakan spinoffs (perusahaan
lepasan) yang menarik bagi pasar mikro yang bahkan lebih kecil. Dari pada
menekankan pembuatan dan penjualan, perusahaan ini melihat diri mereka sebagai
bagian dari proses penyerahan nilai.
Adapun
proses dalam penciptaan nilai dan pengurutan penyerahan, terdiri dari tiga
bagian. Pertama, memilih nilai, menggambarkan “pekerjaan rumah” yang harus
dilakukan pemasaran sebelum adanya produk apa pun. Staf pemasaran harus membuat
segmentasi pasar, menyeleksi sasaran pasar yang tepat, dan mengembangkan
penentuan posisi nilai dari tawaran. Begitu unit bisnis memilih nilai, fase
kedua adalah menyediakan nilai. Pemasaran harus menentukan ciri produk
spesifik,harga, dan distribusi. Tugas dalam fase ketiga adalah mengomunikasikan
nilai dengan memanfaatkan kekuatan penjualan, promosi penjualan, iklan, dan
alat-alat komunikasi lain yang mengumumkan dan mempromosikan produk.
Orang-orang
Jepang menyempurnakan pandangan dengan konsep-konsep berikut :
·
Waktu umpan balik pelanggan nol. Umpan balik
pelanggan harus dikumpulkan terus-menerus setelah pembelian untuk mempelajari
bagaimana meningkatkan produk dan memasarkannya.
·
Waktu perbaikan produk nol. Perusahaan harus
mengevaluasi semua ide perbaikan dan memperkenalkan perbaikan yang paling
bernilai dan wajar sesegera mungkin.
·
Waktu pembelian nol. Perusahaan harus
menerima suku cadang dan pasokan yang diminta terus-menerus melalui pengaturan
tepat-waktu dengan pemasaran.
·
Waktu penetapan nol. Perusahaan harus mampu
membuat produk apa saja secepat produk itu di pesan, tanpa menghadapi waktu
atau biaya penetapan yang tinggi.
·
Kerusakan nol. Produk harus bermutu tinggi
dan bebas dari cacat.
Rantai
nilai mengidentifikasi Sembilan kegiatan strategis dan relevan yang menciptakan
nilai dan biaya di dalam bisnis tartentu. Kesembilan kegiatan yang menciptakan
nilai itu terdiri dari lima kegiatan utama, yang mencerminkan urutan membawa
bahan mentah ke perusahaan (inbound logistics), mengkonversinya menjadi produk
jadi (operations), mengirim produk jadi (outbound logistics), memasarkannya
(marketing & sales), dan melayaninya (service). Dan empat kegiatan penunjang,
yaitu perolehan sumber daya (bahan baku), pengembangan teknologi, manajemen
sumber daya manusia dan prasarana perusahaan.
Keberhasilan
perusahaan bukan hanya tergantung pada keberhasilan masing-masing bagian dalam
melakukan tugasnya, melainkan juga pada keberhasilan dalam mengkoordinasikan
berbagai kegiatan bagian tersebut untuk
melakukan proses bisnis inti. Proses-proses bisnis inti ini mencakup hal-hal
berikut ini :
·
Proses memahami pasar, semua kegiatan yang
mencakup pengumpulan intelegensi pasar, penyabarannya dalam organisasi, dan
tindakan berdasarkan organisasi informasi tersebut.
·
Proses realisasi produk baru, semua kegiatan
yang mencakup penelitian, pengembangan, dan peluncuran produk-produk baru yang
berkualitas tinggi dengan segera dan sesuai anggaran.
·
Proses mandapatkan pelanggan, semua kegiatan
yang tercakup dalam upaya menetapkan pasar sasaran dan mencari pelanggan baru.
·
Proses manajemen relasi pelanggan, semua
kegiatan yang tercakup dalam membangun pemahaman dan hubungan yang lebih mendalam,
dan tawaran keapada pelanggan individual.
·
Proses manajemen pemenuhan, semua kegiatan
yang mencakup penerimaan dan persetujuan pesanan, pengiriman yang tepat waktu,
dan penagihan piutang.
BAB
II
PEMBAHASAN
Kita
tentunya telah mengenal Marketing Mix, yaitu bauran pemasaran yang
terdiri dari 4 P: Product, Price, Promotion dan Place.
Untuk perusahaan Jasa ditambah 3 P lagi, yaitu: People, Physical
evidence dan Process. Bagaimana penerapan bauran pemasaran
pada pada produk dan jasa Bank? Serta apakah yang disebut dengan Triangle
Marketing?
a. Penerapan
Bauran Pemasaran pada Produk dan Jasa Bank
Pembahasan penerapan bauran
pemasaran pada produk dan jasa perbankan dapat dilihat sebagai berikut:
1.
Product
Yang
penting diperhatikan dalam desain dan produk jasa Bank adalah atribut yang
menyertai, seperti : sistem, prosedur dan pelayanannya. Desain produk dan jasa
Bank juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan ukuran bentuk, dan
kualitas.
2.
Price
Pengertian
harga dalam produk dan jasa Bank, berupa kontra prestasi dalam bentuk suku
bunga, baik untuk produk simpanan maupun pinjaman, serta fee untuk
jasa-jasa perbankan.
3.
Promotion
Kegiatan
promosi pada produk dan jasa Bank pada umumnya dilakukan melalui iklan di media
masa, atau televisi. Konsep kegiatan promosi secara menyeluruh meliputi advertising, sales
promotion, public relation, sales trainning, marketing
research & development.
4.
Place
Atau
disebut juga saluran distribusi. Saluran distribusi produk dan jasa Bank,
berupa Kantor Cabang, yang secara langsung menyediakan produk dan jasa yang
ditawarkan. Dengan semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat
dilakukan melalui saluran telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet.
5.
People
Ciri
bisnis bank adalah dominan nya unsur personal approach, baik dari
jajaran front office, back office sampai tingkat
manajerial. Para pekerja Bank dituntut untuk melayani nasabah secara optimal.
6.
Physical Evidence
Physical
evidence biasanya juga disebut bukti fisik yang terdiri dari adanya logo atau
simbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan,
kartu nama, dan jaminan perusahaan.
7.
Process
Meliputi
sistem dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang diberlakukan
oleh Bank terhadap produk dan jasa Bank. Sistem dan prosedur akan merefleksikan
penilaian, apakah pelayanan cepat atau lambat. Pada umumnya nasabah lebih
menyenangi proses yang cepat, walaupun bagi Bank akan menimbulkan risiko yang
lebih tinggi. Penggunaan teknologi yang tepat guna serta kreativitas yang prima
diperlukan, untuk suatu proses yang cepat namun aman.
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan konsep
bauran pemasaran (marketing mix) untuk
produk jasa jika digabungkan menjadi 7P, yaitu:
a. Product
(Produk);
b. Price (Harga);
c. Place (Tempat/saluran distribusi);
d. Promotion (Promosi);
e. People (Orang);
f. Physical
Evidence (Bukti Fisik);
dan
g. Procces (Proses)
Dalam rangka
memenangkan persaingan antara Bank dalam menjalankan bauran pemasaranyadapat
dilakukan berbagai strategi. Akan tetapi, ketetapan penggunaan strategi bauran
pemasaran jasa suatu Bank ditentukan antara lain melalui kualitas jasa yang
ditawarkan (perceived service quality).
Keberhasilan faktor ini dapat diukur melalui hal-hal berikut:
1. Kualitas jasa yang dirasakan
pelanggan (service performance/perceived service). Artinya,
apa yang diterima nasabah pada saat menerima atau membeli jasa yang ditawarkan
Bank.
2. Jasa yang diharapkan pelanggan (customer expectation). Artinya, apa
yang dirasakan nasabah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan terhadap jasa yang
dibelinya.
Kemudian
kualitas jasa yang ditawarkan ditentukan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Menurut beberapa ahli pemasaran paling tidak ada 5 unsur yang
menentukan kualitas jasa, yaitu sebagai berikut:
1. Tangibel
(bukti nyata)
Artinya,
jasa yang berkualitas dilihat dari fasilitas fisik seperti gedung kantor,
ruangan, pakaian dan penampilan petugas karyawan, lokasi pelayanan dan lokasi
kantor.
2. Emphaty (empati)
Artinya,
jasa yang berkualitas mencakup kemudahan komunikasi dan pemahaman terhadap
kebutuhan pelanggan, seperti sikap, kewajaran yang ditawarkan, kesediaan
membantu nasabah, kesopanan karyawan, perhatiaan kepada kepentingan dan
kebutuhan nasabah.
3. Reliability (keandalan)
Artinya,
jasa yang berkualitas meliputi kepercayaan kepada institusi, akurasi catatan
nasabah dan kepercayaan nasabah kepada karyawan.
4. Responsivenes (daya tanggap)
Artinya,
jasa yang berkualitas mencakup kecepatan layanan karyawan dan dukungan
institusi pada karyawan.
5. Assurance (jaminan atau kepastian)
Artinya,
jasa yang berkualitas mencakup janji institusi kepada pelanggan, penepatan
waktu pemberian jasa, keamanan bertransaksi, penepatan waktu operasi, dan
kepastian jasa yang diberikan.
b.
Pemasaran produk dan jasa Bank menggunakan Triangle Marketing.
Di
dalam memasarkan produk dan jasa Bank, maka Bank berusaha memuaskan nasabahnya,
agar tidak berpaling pada pesaing. Di dalam konsep pemasaran produk dan jasa
perbankan, dikenal istilah Triangle Marketing, yaitu meliputi
berbagai kegiatan pemasaran, yang satu dan lainnya saling berinteraksi secara
optimal.
Kegiatan pemasaran yang saling
berinteraksi digolongkan menjadi tiga, yaitu:
·
Internal
Marketing (IM)
·
Eksternal
Marketing (EM) dan
·
Interactive
Marketing (ITM)
Ø Internal Marketing adalah garis yang
menghubungkan antara employee dan Bank. Agar bisa memasarkan
produk Bank, maka Bank tidak boleh melupakan para karyawannya, mereka harus
diberikan sosialisasi tentang produk dan jasa Bank apa saja yang dapat dipasarkan
kepada nasabah. Dengan demikian para karyawan dapat memahami semua produk dan
jasa yang ditawarkan Bank nya, dan dapat membantu memberikan informasi kepada
nasabah jika diperlukan.
Ø Eksternal Marketing adalah garis yang
menghubungkan antara nasabah dengan Bank. Hubungan langsung antara nasabah dan
Bank pada umumnya melalui petugas front office atau Customer
Service. Disini petugas front office akan berusaha
memberikan penjelasan tentang prosuk dan jasa Bank secara terinci. Berhasil
tidaknya nasabah membeli produk dan jasa bank, akan sangat dipengaruhi dari
hasil pelayanan petugas yang berada di jajaran front office.
Ø Interactive Marketing, adalah garis yang menghubungan
antara employee dancustomer (nasabah).
Disini employee atau karyawan, harus memahami produk dan jasa
Bank nya, agar dapat ikut serta membantu program pemasaran, dan menjelaskan
dengan menarik dan benar bila ada pihak luar atau nasabah yang ingin mengetahui
produk dan jasa Bank di tempat karyawan tadi bekerja. Bayangkan apabila seorang
nasabah ingin mencoba produk dan jasa Bank, dan bertanya pada karyawan yang
bekerja di Bank tersebut, namun karyawan tersebut malah memberikan efek yang
negatif, tentu nasabah tidak akan membeli produk dan jasa Bank di Bank
tersebut.
Ketiga konsep tersebut merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri, dan saling terkait antara satu
dan lainnya, agar terjadi layanan prima untuk mencapai tujuan dalam
mempertahankan dan menarik para nasabah.
c.
Pemasaran berbasis hubungan
Pemasaran
berbasis hubungan, tidak hanya memperlama jangka waktu nasabah dalam
berhubungan dengan Bank, namun juga memperbesar aset nasabah yang ditanamkan
pada Bank yang bersangkutan.
Persaingan
yang makin ketat dalam pemasaran produk dan jasa perbankan, perlu fokus upaya
pemasaran dengan tujuan untuk mempertahankan nasabah lama, melakukan cross selling (penjualan
silang), untuk mendapatkan tambahan aset yang ditanamkan pada bank.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi dari pembahasan diatas
kami menyimpulkan bahwa pada strategi pemasaran pada Bank terdapat 7P yaitu Product
(Produk), Price (Harga), Place
(Tempat/saluran distribusi), Promotion
(Promosi), People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), dan Procces (Proses) Dalam rangka
memenangkan persaingan antara Bank dalam menjalankan bauran pemasaranyadapat
dilakukan berbagai strategi. Akan tetapi, ketetapan penggunaan strategi bauran
pemasaran jasa suatu Bank ditentukan antara lain melalui kualitas jasa yang ditawarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar